Sangha Agung Indonesia (Sagin) merupakan nama persamuhan sangha di Indonesia yang pertama kali dibentuk pada tahun 1959 dengan nama Sangha Sutji Indonesia. Sagin dibantu oleh Majelis Buddhayana Indonesia dalam pembinaan umat.
Atas prakarsa dan mediator Gde Puja, MA. Dirjen Bimas Hindu dan Buddha, maka Maha Sangha Indonesia (kelompok Sangha Agung) dan Sangha Indonesia (kelompok Mazhab Theravada) mengabungkan diri pada tahun 1974. Lalu terbentuklah Sangha Agung Indonesia yang berlandaskan pelaksanaan Vinaya sesuai sekte masing-masing.
Dalam menjalankan kebijaksanaan, Sagin tetap konsekuen dan konsisten untuk memasyarakatkan ajaran Buddha dengan mengadakan pendekatan kultural tanpa meninggalkan ciri khas kebudayaan Indonesia dalam memajukan kehidupan beragama Buddha di Indonesia.
Di tingkat internasional, Sangha Agung Indonesia menjadi anggota World Buddhist Sangha Council (WBSC) dengan nomor pendaftaran 003.
Maha Sangha Indonesia
Pada tahun 1959, Ashin Jinarakkhita mengundang 13 Bikkhu dari luar negeri untuk menahbiskan bhikkhu baru. Berdasarkan peraturan Sangha atau Vinaya, syarat penahbisan Bhikkhu (upasampada) adalah dihadiri sekurangnya lima Bhikkhu senior.
Ketika jumlah Bhikkhu di Indonesia sudah mencapai lima orang, maka Ashin Jinarakkhita membentuk Sangha Sutji Indonesia dengan anggota para Bhikkhu dan Samanera yang ditahbiskan secara Theravada.
Sangha Sutji Indonesia diubah menjadi Maha Sangha Indonesia pada tahun 1963, bertepatan dengan sepuluh tahun pengabdian (Dasa Vassa) Ashin Jinarakkhita. Maha Sangha Indonesia terdiri dari para Bhikkhu aliran Theravada dan Mahayana, yaitu Bhikkhu Jinarakkhita, Bhikkhu Jinapiya, Samanera Jinagiri, Samanera Jinarathana, Samanera Jinakumar, dan Samaneri Jinakumari. Umat diberi keleluasaan memilih aliran sesuai minatnya, Theravada atau Mahayana, pendekatan yang luas ini dikenal sebagai Buddhayana atau Ekayana.
Kelompok Sangha Agung dibentuk Bhikkhu Jinarakkhita pada tahun 1966 untuk melebur seluruh mazhab agama Buddha. Sebagian kelompok mazhab Theravada menolak hal ini dan membentuk Sangha Indonesia pada tahun 1968. Kelompok tersebut terdiri dari Bhikkhu Jinapiya, Bhikkhu Sumanggalo, Bhikkhu Girirakhitto, Bhikkhu Jinaratana, Bhikkhu Aggabalo, dan Bhikkhu Subhato.
Tujuan Sangha Agung Indonesia
1. Mengamalkan Buddhayana dengan membina tradisi: Theravada, Mahayana, Vajrayana dan mengayomi seluruh umat
Buddha Indonesia yang meyakini (sraddha) adanya Sanghyang Adi Buddha (Dharmakaya).
2. Menyebarkan Agama Buddha Indonesia yang berpedoman pada Kitab Suci Tripitaka, baik yang bersumber asal dari
naskah Pali maupun Sanskrit, ditambah Sutra Altar.
3. Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada anggotanya untuk merealisasikan tujuan kebhikkhuan.
Struktur Organisasi Perkumpulan Sangha Agung Indonesia
Masa Bakti 2022-2027
Pimpinan dan Anggota Dewan Upajjhaya dan Acariya
Maha Nayaka : Biksu Nyanasuryanadi Mahathera
Anu Maha Nayaka : 1. Biksu Nyanaprathama Mahasthavira
2. Biksu Bhadraruci Lobsang Oser Mahasthavira
3. Biksu Nyanasila Thera
4. Biksuni Bhadramanju Sthavira
Nayaka Theravada : Biksu Nyanakaruno Mahathera
Nayaka Mahayana : Biksu Nyanamaitri Mahasthavira
Nayaka Vajrayana : Biksu Lobsang Gyatso Sthavira
Nayika Sangha Biksuni : Biksuni Bhadrasudhiyanti Sthavira
Anggota : 1. Biksu Jinadhammo, Mahathera
2. Biksu Aryamaitri, Mahasthavira
3. Biksu Viriyanadi, Mahathera
4. Biksu Dharmavimala, Mahasthavira
5. Biksu Aryakusalo, Mahathera
6. Biksu Nyanaprabhasa, Mahasthavira
7. Biksuni Nyanapundarika, Mahatheri
8. Biksuni Bhadramulani, Sthavira
Ketua Umum : Biksu Khemacaro Mahathera
Wakil Ketua Umum : 1. Biksu Thanavaro Mahathera
2. Biksu Tenzin Tringyal Sthavira
Sekretaris Jenderal : Biksu Nyanagupta Sthavira
Wakil Sekretaris Jenderal : Biksu Bhadranatha
Bendahara Umum : Biksuni Bhadrasatyani Sthavira
Wakil Bendahara Umum : Biksuni Sammodana Theri
Sekretaris Jenderal
Sekretaris Jenderal : Biksu Nyanagupta Sthavira
Wakil Sekretaris Jenderal : Biksu Bhadranatha
Kepala Staff Umum : Biksu Dhammajoto
Pengurus Sekretariat Wilayah Sangha Agung Indonesia
PROVINSI |
PERSONALIA |
|
Sumatera Utara dan Aceh |
Sekretaris WilayahWakil Sekwil |
: Biksu Thitavamso Thera: 1. Biksu Aggacitto Thera
|
Sumatera Barat |
Sekretaris WilayahWakil Sekwil |
: Biksu Bhadrabudhi Thera
|
Riau |
Sekretaris WilayahWakil Sekwil |
: Biksu Pannapadipo Thera
|
Kepulauan Riau |
Sekretaris WilayahWakil Sekwil |
: Biksu Thirasobhano
|
Jambi |
Sekretaris Wilayah Wakil Sekwil |
: Biksu Bhadrasagara Sthavira : 1. Biksu Bhadramurti 2. Biksu Bhadravamsa |
Sumatera Selatan, Bengkulu & Bangka Belitung |
Sekretaris Wilayah Wakil Sekwil |
: Biksu Nyanaviriya Thera : 1. Biksu Bhadracaga Thera 2. Biksu Bhadramurti |
Lampung |
Sekretaris Wilayah Wakil Sekwil |
: Biksu Pannajoto : Biksu Bhadrasuryaphalo |
Daerah Khusus Ibukota Jakarta & Banten |
Sekretaris Wilayah Wakil Sekwil |
: Biksu Bhadranatha : 1. Biksu Bhadrajagara Thera 2. Biksu Lobsang Phende 3. Biksu Bhadraprana |
Jawa Barat |
Sekretaris Wilayah Wakil Sekwil |
: Biksu Bhadrajotika Thera : Biksuni Bhadramanju Sthavira |
Jawa Tengah |
Sekretaris Wilayah Wakil Sekwil |
: Biksu Jatiko Thera : 1. Biksu Parijhanavaro Thera 2. Biksu Bhadravamsajnana |
Daerah Istimewa Yogyakarta |
Sekretaris Wilayah |
: Biksu Bhadrapalo Thera |
Jawa Timur |
Sekretaris Wilayah |
: Biksu Nyanadharmamaitri Mahathera |
Bali & Nusa Tenggara Barat |
Sekretaris Wilayah Wakil Sekwil |
: Biksu Bhadravardhana : Biksu Lobsang Jinpa Sthavira |
Kalimantan |
Sekretaris Wilayah Wakil Sekwil |
: Biksu Bhadrakirti Sthavira : Biksuni Samantapadhana |
Indonesia Timur |
Sekretaris Wilayah Wakil Sekwil |
: Biksu Bhadrasunanda Thera : 1. Biksu Bhadrapravira Sthavira 2. Biksu Bhadracetana |
Lembaga Pendidikan